Kesehatan

Henry Manampiring Bagikan Cara Efektif Atasi Burnout Modern

Henry Manampiring Bagikan Cara Efektif Atasi Burnout Modern
Henry Manampiring Bagikan Cara Efektif Atasi Burnout Modern

JAKARTA - Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, burnout atau kelelahan mental semakin umum terjadi. Namun bagi penulis dan motivator Henry Manampiring, burnout bukan sekadar tanda negatif, melainkan sinyal penting dari tubuh dan pikiran untuk berhenti sejenak dan melakukan refleksi diri.

“Kata burnout itu sering diasosiasikan dengan hal yang buruk, tapi saya mencoba untuk menganggapnya sebagai sebuah sinyal balik dari badan dan pikiran kita,” ujar Henry dalam acara A Day of Purity bersama BEAR BRAND dan aktor Nicholas Saputra, di Depok, Jawa Barat.

Henry menekankan bahwa kelelahan mental yang muncul tidak selalu menandakan ada yang salah. Sebaliknya, hal ini merupakan komunikasi alami antara tubuh dan pikiran yang mengingatkan seseorang agar kembali seimbang.

“Sinyal itu bukan hal yang negatif, tapi cara tubuh dan pikiran berkomunikasi kalau tugasnya sudah terlalu berat dan refleksikan ke diri sendiri,” tambahnya.

Burnout Bisa Timbul dari Hal-hal Kecil

Menurut Henry, penyebab burnout tidak selalu berasal dari pekerjaan yang menumpuk. Kadang, hal-hal kecil yang luput dari perhatian juga dapat memicu kelelahan mental.

“Apakah burnout itu tanda diri saya kurang sehat, kurang tidur, atau karena saya bertemu orang yang tidak positif,” jelas Henry. Refleksi diri semacam ini menjadi langkah awal untuk memahami tubuh dan pikiran lebih baik. 

Dengan menyadari sumber kelelahan, seseorang dapat menyesuaikan pola hidup dan kebiasaan agar tidak terjebak dalam lingkaran stres berkepanjangan.

Rutinitas Bengong: Cara Sederhana Atasi Burnout

Yang membedakan pendekatan Henry adalah kebiasaannya menjadwalkan waktu khusus untuk bengong. Aktivitas ini bukan sekadar duduk tanpa tujuan, melainkan bentuk istirahat mental yang disadari.

“Coba praktikan rutinitas bengong yang benar-benar fokus tanpa memikirkan atau terikat dengan aktivitas lain atau pikiran lain,” ujar Henry.

Henry menjelaskan bahwa bengong tidak berarti otak berhenti bekerja. Ia mengutip penelitian yang menyebutkan bahwa saat seseorang bengong, otak tetap aktif namun berpindah mode kerja ke area belakang tanpa disadari. 

Aktivitas ini memungkinkan otak beristirahat dari rangsangan berlebihan yang datang dari pekerjaan, media sosial, maupun interaksi sosial yang padat.

Waktu Khusus untuk Bengong

Penulis buku Filosofi Teras ini bahkan menjadikan bengong sebagai rutinitas pribadi, dengan jadwal konsisten setiap minggu. “Saya selalu menjadwalkan satu jam di hari Minggu sebagai waktu khusus bengong demi menjaga mental saya,” ungkapnya.

Kebiasaan sederhana ini membantunya menjaga keseimbangan antara produktivitas dan ketenangan batin. Menurut Henry, manusia modern sering kali lupa berhenti sejenak karena sibuk mengejar target dan terdistraksi oleh dunia digital.

“Bengong itu buat mental lebih sehat dan pikiran lebih jernih,” tambahnya. Aktivitas ini memberi kesempatan untuk kembali terhubung dengan diri sendiri, mengatur ulang ritme pikiran, dan memulihkan energi mental secara alami.

Refleksi Diri Kunci Kesehatan Mental

Pandangan Henry menekankan bahwa menjaga kesehatan mental tidak harus selalu dilakukan dengan cara rumit atau mahal. Kadang, yang dibutuhkan hanyalah memberi ruang bagi diri sendiri untuk diam dan mendengarkan sinyal tubuh.

Melalui refleksi dan bengong, seseorang dapat mengenali batas diri, memahami kebutuhan, dan memulihkan energi mental. Pendekatan ini menjadi kunci agar tetap waras di tengah tekanan dunia yang serba cepat.

“Burnout bukanlah musuh. Itu adalah alarm yang mengingatkan kita untuk memberi waktu pada diri sendiri dan memperhatikan kondisi mental kita,” ujar Henry. 

Dengan membiasakan diri menghargai momen diam, seseorang justru dapat menemukan keseimbangan, energi baru, dan perspektif yang lebih jernih dalam hidup.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index