JAKARTA - Kepemimpinan yang kuat bukan hanya soal jabatan atau pangkat, tetapi kemampuan menjadi teladan bagi seluruh anggota dan masyarakat.
Wakil Panglima TNI menekankan bahwa pemimpin harus menghadirkan keberanian, integritas, serta kepedulian dalam setiap tindakan untuk memperkuat pertahanan dan membentuk generasi pemimpin masa depan yang berkarakter.
Teladan dalam Kepemimpinan Militer
Wakil Panglima TNI, Jenderal Tandyo Budi Revita, menegaskan bahwa seorang pemimpin sejati harus mampu menjadi contoh nyata bagi bawahannya. Menurutnya, keteladanan mencakup keberanian menghadapi tantangan, pantang menyerah, dan kesiapan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
Pemimpin yang menempatkan dirinya sebagai panutan akan mampu membangun disiplin, motivasi, dan rasa tanggung jawab dalam setiap prajurit, sehingga struktur militer lebih solid dan efektif.
Dalam kuliah umum bagi Perwira Siswa Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, Tandyo menekankan pentingnya keseimbangan antara tindakan dan sikap.
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memberi arahan, tetapi harus menunjukkan perilaku yang konsisten sesuai nilai-nilai yang dijunjung. Keteladanan ini menjadi fondasi agar bawahan dapat meneladani sikap positif dan menginternalisasi semangat pengabdian kepada negara.
Lebih jauh, pengembangan kepemimpinan berbasis contoh nyata ini diharapkan dapat mencetak pemimpin militer yang memiliki keberanian strategis dan integritas tinggi, sehingga mampu menghadapi dinamika ancaman yang semakin kompleks di masa depan.
Sishankamrata sebagai Pilar Pertahanan Nasional
Selain menekankan teladan kepemimpinan, Tandyo menyoroti peran Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) dalam menjaga kedaulatan negara. Konsep pertahanan ini melibatkan seluruh komponen bangsa, mulai dari aparat militer hingga masyarakat sipil, dengan koordinasi total, terpadu, dan terarah.
Sishankamrata dirancang untuk memastikan kesiapan nasional menghadapi segala ancaman, baik militer maupun non-militer, sehingga kedaulatan negara tetap terjaga.
Pemahaman menyeluruh tentang Sishankamrata menjadi landasan penting bagi calon pemimpin TNI agar dapat merancang strategi pertahanan yang efektif.
Menurut Tandyo, pemimpin yang menguasai konsep ini tidak hanya memahami taktik militer, tetapi juga mampu mengintegrasikan seluruh sumber daya nasional secara optimal untuk kepentingan pertahanan.
Dalam praktiknya, Sishankamrata menuntut kolaborasi lintas sektor dan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran mereka dalam sistem pertahanan.
Oleh karena itu, setiap pemimpin TNI harus mampu menggerakkan semangat nasionalisme dan disiplin kolektif, sehingga pertahanan negara tidak hanya menjadi tugas militer, tetapi tanggung jawab bersama.
Menanamkan Nilai Karakter dan Integritas
Wakil Panglima TNI menekankan bahwa kepemimpinan tidak hanya soal strategi, tetapi juga nilai-nilai moral dan karakter.
Calon pemimpin harus menanamkan integritas, tanggung jawab, dan etika yang tinggi dalam setiap pengambilan keputusan. Nilai-nilai ini menjadi landasan bagi prajurit untuk menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan profesionalisme.
Dalam kuliah umum yang dihadiri Perwira Siswa Seskoal, Tandyo menyebutkan bahwa karakter seorang pemimpin menjadi cermin bagi bawahannya. Pemimpin yang konsisten menunjukkan integritas akan menumbuhkan budaya kerja yang sehat, disiplin, dan produktif.
Sebaliknya, kepemimpinan yang lemah dalam integritas dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan melemahkan solidaritas di dalam satuan.
Lebih jauh, penanaman nilai karakter dan integritas ini juga berdampak pada hubungan militer dengan masyarakat. Pemimpin yang menjadi teladan akan menumbuhkan kepercayaan publik terhadap TNI, memperkuat hubungan sipil-militer, dan mendukung keberhasilan sistem pertahanan yang berbasis partisipasi masyarakat.
Generasi Pemimpin Militer Masa Depan
Menutup kuliah umum, Tandyo Budi Revita menekankan pentingnya menyiapkan generasi pemimpin TNI yang mampu menghadapi tantangan masa depan. Pemimpin masa depan harus adaptif, berani mengambil keputusan strategis, serta mampu menginspirasi bawahannya melalui contoh nyata.
Pendidikan kepemimpinan di Seskoal diarahkan agar para calon pemimpin memiliki pengetahuan luas, pemahaman mendalam tentang pertahanan, dan kemampuan memimpin dengan etika yang tinggi.
Selain itu, pembinaan generasi muda TNI diharapkan dapat memperkuat fondasi Sishankamrata. Dengan demikian, setiap pemimpin baru tidak hanya fokus pada aspek militer semata, tetapi juga memperhatikan peran masyarakat, sumber daya nasional, dan kerangka hukum yang berlaku.
Pendekatan holistik ini menjadi kunci agar TNI tetap relevan, profesional, dan dihormati dalam setiap konteks pertahanan dan keamanan nasional.
Dengan menginternalisasi nilai-nilai keteladanan, integritas, dan kesiapan, generasi pemimpin militer masa depan akan mampu menjaga kedaulatan negara dan menjadi panutan bagi seluruh prajurit maupun masyarakat, sejalan dengan visi TNI sebagai kekuatan pertahanan yang modern, adaptif, dan terpercaya.